This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 18 April 2017

TEMU KARYA KT kAB.LUWU UTARA





Jumat, 30 November 2012

BBKT/SKBKT 2012 DI KABUPATEN BARRU

Dipenghujung tahun 2012, yaitu tanggal 23 s/d 25 Nopember 2012, Karang Taruna Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Karang Taruna Kabupaten Barru mengadakan Bulan Bakti Karang Taruna berupa Study Kemah Bakti Karang Taruna (BBKT/SKBKT) yang dipusatkan di PPI Polejiwa Kec. T.Rilau Kab. Barru, dengan dihadiri oleh Karang Taruna Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Selatan.
Pada Kegiatan ini Panitia Pelaksana menyuguhkan beberapa permainan/pertandingan yaitu, Bola Volly, Sepak Takraw, Tarik Tambang, Out Bond, Lomba Mancing, Lomba Nyanyi Solo, Vocal Group, Pemilihan Putra Putri Karang Taruna, Penanaman Pohon dan Dialog.
Karang Taruna Kabupaten Luwu Utara dengan Ketua Pelaksana Ogi dan Sekretaris Hasrum Jaya, juga turut berpartisipasi dengan membawa anggota Karang Taruna sebanyak 56 orang, dengan menggunakan transportasi 1 unit mobil Bus Pemkab Luwu Utara, 1 unit Pick Up dari Bagian Umum Pemkab Luwu Utara, 1 unut Mobil Rental, dan 1 unit Mobil Operasional Sampan Induk. Dan didampingi staf Dinsos Kabupaten Luwu Utara beserta Koordinator Humas Karang Taruna Luwu Utara Jumail Mappile, S.IP.,M.Si.
Karang Taruna Kabupaten Luwu Utara mengikuti beberapa jenis pertandingan antara lain : Bola Volly, Sepak Takraw, Tarik Tambang, Out Bond, Lomba Nyanyi Solo, Pemilihan Putra Putri Karang Taruna. Namun hanya berhasil meraih Juara IV pada Pertandingan Bola Volly, tetapi berhasil keluar sebagai juara II pada Pemilihan Putra Putri Karang Taruna.
Karang Taruna Kabupaten Luwu Utara dibawah Pimpinan Karimuddin, S.Pd.I selaku Ketua Umum dan Awaluddin, SE, selaku Sekretaris, akan menyelenggarakan SKBKT se Luwu Raya.
Namun demikian, kegiatan ini tidak akan berjalan baik apabila tidak didukung oleh dana, oleh karena itu Pengurus Karang Taruna Kabupaten Luwu Utara sudah menitipkan Anggaran kegiatannya di Dinas bersangkutan, untuk Kegiatan pada Tahun 2013 nanti.

Minggu, 21 Oktober 2012


Pelaksanaan Festival Sungai Rongkong yang akan mulai dighelat 28 Oktober mendatang, ditargetkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara di Kabupaten Luwu Utara.
Camat Sabbang Jumail Mappile mengatakan pelaksanaan Festival Sungai Rongkong ini digagas dalam rangka menggali potensi wisata yang ada di Luwu Utara. Selain itu diharapkan agar budaya dan kearifan lokal daerah dapat tetap terjaga dan tidak tergerus oleh zaman.
“Kami berharap Festival Sungai Rongkong ini diprediksikan akan meriah karena sejumlah kegiatan akan dilaksanakan pada even tersebut yang ditargetkan akan melibatkan peserta bukan hanya dari Kabupaten Luwu Utara saja, tetapi juga daerah lainnya,” ujar Jumail.
Sesuai data yang dihimpun dari Panitia Pelaksana Festival Sungai Rongkong, sejumlah kegiatan akan digelar dalam rangka pelaksanaan event tersebut, seperti Pemilihan Putra Putri Sungai Rongkong, Fun Bike, Cross Country, Lintas Alam, Carnaval Budaya, Penanaman Pohon, Kemah Pemuda, Syukuran Panen (Balole Terpanjang), dan Donor Darah.
Selain itu juga ada lomba tradisional seperti Ma’Gasing, Ma’Cukke, Ma’Dengka-Dengka, Mellawa, Lomba Rakit, Festival Tarian Daerah, Lomba Design Batik, Festival Lagu Daereh, Lomba Cerita Rakyat, Festival Qasidah Klasik, Festival Rampak Perkusi.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Sabbang (FKPPS), Hasrum Jaya mengatakan Festival Sungai Rongkong masuk dalan agenda kegiatan FKPPS yang termuat dalam Program Kerja di Devisi Pariwisata, Seni Budaya dan Olahraga.
“Rencananya FKPPS dan Pemerintah Kecamatan Sabbang akan menjadikan festival ini menjadi agenda tahunan,” ujar Hasrum.

Senin, 31 Oktober 2011

Ketua Umum Karang Taruna Nasional dan KNPI


Taufan Rotorasiko: Hindari Konflik di KNPI

Taufan menuturkan, dalam sebuah organisasi kepemudaan konflik memang sulit dihindari.

Calon Ketua Umum KNPI Taufan E.N. Rotorasiko  

VIVAnews - Kandidat Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Taufan EN Rotorasiko mengatakan konflik yang berlarut-larut dan enggan diselesaikan berpotensi menjerumuskan bangsa ini menuju perpecahan. Generasi muda sejatinya menyadari bahwa konflik mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kongres KNPI ini merupakan masa transisi pemuda menuju kepemimpinan nasional. Jika masa transisi itu diwarnai dengan konflik, maka kaum muda akan sulit melakukan gerakan bersama menyelesaikan persoalan bangsa," kata Taufan dalam pesan tertulis, Rabu 26 Oktober 2011.

Taufan menuturkan, dalam sebuah organisasi kepemudaan konflik memang sulit dihindari. Oleh karena itu, lanjutnya, KNPI sebagai induk organisasi kepemudaan harus memiliki manajemen konflik yang baik dan memiliki kesadaran tinggi untuk menyelesaikan keretakan yang terjadi.

Daripada berkonflik, energi kaum muda lebih baik disalurkan untuk melakukan percepatan pembangunan bangsa. "Sampai kapan pun, pemuda tetap menjadi pilar dan tulang punggung pembangunan. Kalau konflik antar pemuda bisa berhenti, pasti akselerasi pembangunan bangsa akan lebih cepat lagi," jelasnya.

Lebih lanjut Taufan mengatakan khittah KNPI sebagai wadah persatuan dan kesatuan pemuda, baik secara organisasi maupun pribadi, harus dikembalikan di masa transisi ini. Semangat persatuan, lanjutnya, akan mendongkrak peran generasi muda dalam kehidupan bangsa dan negara.

"Mari kita jadikan konflik dan keretakan sebagai musuh bersama supaya tak terjerumus lebih dalam. Sudah saatnya calon-calon pemimpin bangsa meninggalkan ideologi yang sempit dan bersatu demi kemajuan bangsa," ucap mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Jaya ini. (eh)
• VIVAnews

Rabu, 05 Oktober 2011

Sejarah Berdirinya Tuguh Pahlawan Surabaya

SEJARAH TUGU PAHLAWAN BERDIRI
" Untuk Mengenang Perjuangan dan Doa, terkumandang pada saat detik-detik pem-bombardiran Kota Surabaya dari darat, laut dan udara oleh Sekutu pada tanggal 10 Nopember 1945...."

Ekstrak Fenomena :

Seorang Presiden pada tanggal 10 November 1951 meletakkan batu pertama dari suatu rencana raksasa: Tugu Pahlawan, setinggi 45 meter. Batu itu ditancapkan di tengah-tengah Kota Surabaya, di sebuah tempat bekas reruntuhan gedung yang hancur dalam perjuangan mendirikan negara, di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Bersamaan dengan peletakan batu pertama itu ditanamkan juga sebuah piagam yang berbunyi:
Pada hari ini, Hari Pahlawan 10 November 1951, di Kota Surabaya, P.Y.M.Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Sukarno, dengan disaksikan oleh rakyat Indonesia di Surabaya, berkenan meletakkan batu pertama untuk mendirikanTugu Pahlawan guna memperingati pengorbanan Pahlawan-pahlawan Kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia pada tanggal 10 November 1945.
Semoga Tugu ini, yang diselenggarakan atas nama penduduk Kota Surabaya oleh Kepala Daerah Kota Besar Surabaya, Dul Arnowo, menjadi peringatan rakyat Indonesia sehingga akhir zaman. 
Presiden Republik Indonesia, Dr. Ir. Sukarno. 
Gubernur Jawa Timur, Samadikun. 
Walikota Surabaya, Dul Arnowo.
Tentu saja naskah piagam itu ditulis dalam bahasa Indonesia ejaan Soewandi (ejaan lama). Segera setelah upacara ini selesai, maka pekerjaan pembangunan Tugu Pahlawan mulai diselenggarakan. Dan pada tanggal 10 November 1952 Presiden yang sama meresmikan pembukaan Tugu Pahlawan itu, yang ternyata tingginya hanya 45 yard!
Seperti tertera di dalam piagam yang ditanam beserta batu pertama, maka sebagai pembawa cita-cita untuk mendirikan Tugu Pahlawan ini dapat disebutkan tokoh seorang kurus, bertubuh kecil, tetapi selalu ikut berjuang dalam kancah pertempuran Surabaya serta menjadi walikota Surabaya sejak kembalinya kedaulatan negara Republik Indonesia. Tokoh itu tidak lain adalah Dul Arnowo. Ia kecuali dikenal sebagai seorang warga kota yang “kawakan”, juga populer di kalangan pejuang di Jawa Timur. Dul Arnowo sudah sejak tanggal 2 September 1945 berprakarsa membentuk pemerintahan Kota Surabaya yang jadi bagian dari Negara Republik Indonesia proklamasi 17 Agustus 1945.
Dul Arnowo yang pada zaman Jepang bekerja pada pemerintahan Surabaya Shi (kota) menjabat sebagai Ketua BPP (Badan Pembantu Prajurit) yang kantornya di Jalan Kaliasin (sekarang Basuki Rakhmat) 121, hari itu membentuk dua organisasi yang mewakili adanya pemerintahan Republik Indonesia yang merdeka. Organisasi itu adalah: BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang) dan BKR (Badan Keamanan Rakyat). Ketua BPKKP, yang lebih mengurusi urusan administrasi (sipil) tata kota adalah Dul Arnowo (mantan Ketua BPP), wakil-ketuanya Mohamad Mangundiprodjo (mantan Daidancho Peta Buduran Sidoarjo). Sedang Ketua BKR adalah Drg. Mustopo (mantan Daidancho Peta Gresik), yang mengurusi soal pertahanan dan keamanan Kota Surabaya (dan Jawa Timur).
Sangat penting tindak-tanduk Ketua BPKKP dan wakilnya, yaitu sama-sama menyadari bahwa untuk mempertahankan kedaulatan negara RI itu bukan saja diperlukan kekuatan bersenjata tapi juga dibutuhkan dana untuk membiayai perjuangan itu. NEGARA RI LAHIR TANPA MODAL SESEN PUN. MODALNYA HANYALAH SECARIK KERTAS TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN SERTA SEMANGAT DAN TEKAD RAKYAT Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negaranya (saya ketik huruf kapital, karena itu pernah terucap oleh Dul Arnowo ketika membentuk pemerintahan sipil di Surabaya, 2 September 1945).
Modal materiel beserta segala piranti aparat pemerintah itu harus dicari sendiri oleh rakyat. BPKKP selaku aparat juga harus mencari dana itu. Dul Arnowo dan Mohamad Mangundiprodjo yang diserahi jabatan pada BPKKP harus berfikir keras berupaya mencari dana bagi perjuangan menegakkan negara.
Dapat dicatat bahwa pencarian dana itu oleh Dul Arnowo dan Mohamad Mangundiprodjo akhirnya teratasi, yaitu dengan berhubungannya dengan Dr. Samsi Sastrawidagda (menjabat Menteri Keuangan kabinet RI pertama sebelum Mr. Maramis) yang memberi petunjuk bahwa di Bank Escompto di Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Uang itu akhirnya digedor oleh Mohamad Mangundiprodjo, uangnya sebagian disumbangkan ke pemerintahan Pusat RI, selebihnya dijadikan dana perjuangan melalui organisasi Dewan Pertahanan Rakyat Indonesia di Surabaya, diketuai oleh Mohamad Mangundiprodjo.
Maka tidak aneh kalau di Surabaya terdapat nama jalan yang besar bernama H.R.Mohamad Mangundiprodjo. Tapi agak aneh, tidak ada nama Jalan Dul Arnowo, yang ada hanyalah nama gang kampung, yaitu Genteng Arnowo. Padahal pemikir pemerintahan sipil di Surabaya yang pertama ketika merdeka adalah Dul Arnowo, dan yang menemukan dana perjuangan untuk pemerintahan Pusat RI dan perjuangan mempertahankan Kota Surabaya (sebagian uang juga dibawa ke Markas BKR Jawa Timur, markasnya Drg. Mustopo gedung HVA yang sekarang menjadi gedung PTP Jalan Merak) yaitu karena hubungannya dengan Dr. Samsi juga oleh Dul Arnowo. Dr. Samsi pada akhir pendudukan Jepang menjadi Kepala Kantor Tatausaha dan Pajak di Surabaya.
Jadi sama-sama menjabat pemerintahan sipil di Surabaya bersama Dul Arnowo. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 Dr. Samsi-lah pemimpin Surabaya yang pertama kali menemui Laksamana Shibata membicarakan masalah yang dihadapi Indonesia merdeka (buku Shibata Yaichiro “Surabaya After Surrender” 1986).
Cita-cita, pengabdian serta perjuangan Dul Arnowo terhadap NKRI berlanjut ketika menjadi walikota Surabaya 1951. Dialah yang berprakarsa mengganti nama-nama jalan di Surabaya yang sejak zaman Belanda hingga Jepang bernama nama-nama Belanda (lain waktu saya tulis soal nama-nama jalan di Surabaya ini). Dan lalu juga berprakarsa mendirikan Tugu Pahlawan ini.
Untuk lebih memberikan arti kepada Tugu yang hendak didirikan itu, diputuskan bahwa Tugu ditempatkan di bekas puing-puing reruntuhan Gedung Kenpeitai zaman Jepang. Bekas-bekas reruntuhan gedung ini pernah membawa penderitaan yang tidak gampang dilupakan para pejuang kemerdekaan dari zaman ke zaman. Sesudah menjadi gedung Raad van Justitie (gedung pengadilan) pada zaman Nederlands Indië, pada zaman Nippon menjadi markas Kenpeitai (polisi militer Jepang, di mana para patriot bangsa yang dianggap melawan Jepang ditawan dan disiksa, misalnya Ir Darmawan, tokoh ludruk Durasim). Dan pada saat meletusnya pertempuran 10 November 1945 gedung ini juga jadi pusatnya gerakan pemuda (PTKR = Polisi Tentara Keamanan Rakyat pimpinan Hasanudin Pasopati dan N. Suharyo Kecik), yang kemudian gedung tadi menjadi bulan-bulanan sasaran peluru mortir dan peluru meriam dari kapal laut, dan bom dari pesawat terbang Thunderbolt, keduanya bagian dari angkatan perang Inggris.
Peristiwa ini pernah digambarkan dalam perangko-perangko Republik Indonesia yang beredar pada tahun-tahun pertama kemerdekaan. Dengan dibubuhi teks: Surabaya 10 November 1945. Termasuk perangko seri “pertempuran”
Pertempuran yang terjadi pada tempat itu bermula terjadi pada 30 September 1945 menjelang pagi 1 Oktober 1945 karena tekad pemuda-pemuda Surabaya untuk melucuti senjata tentara Jepang. Pelucutan senjata Jepang pada malam yang sama di tempat-tempat lain di Surabaya begitu lancar dan tidak menimbulkan pertempuran, hanya di Markas Kenpeitai itu dan Markas Kaigun (Angkatan Laut Jepang) di Gubeng Pojok yang memetik pertempuran dan makan kurban cukup banyak dari kedua belah pihak (pihak Indonesia dan pihak Jepang), dan baru tanggal 2 Oktober 1945 pertempuran selesai, atas hasil perundingan para pejabat. Markas Kenpeitai berhasil didamaikan atas perundingan antara Panglima Angkatan Darat Jawa Timur Jepang (Tobu Jawa Butai) Jenderal Iwabe dengan kelompok pejabat Jawa Timur Tentara Keamanan Rakyat pimpinan Drg Mustopo (Panglima TKR Jawa Timur, karena itu di Surabaya ada jalan Prof. Dr. Mustopo) di Markas Gedung HVA (sekarang Jalan Merak). Markas Kaigun berhasil didamaikan atas perundingan antara Laksamana Muda Laut Shibata dengan Ketua BKR Kota Surabaya Sungkono (karena itu di Surabaya ada jalan Majen Sungkono), di rumah Shibata Ketabang Boulevard (sekarang Jalan Jaksa Agung Suprapto; saya tidak tahu kaitannya Jaksa Agung Suprapto dengan Surabaya.
Pernahkah ada yang meneliti?). Akhirnya pertempuran di Markas Kenpeitai Jepang yang lalu jadi Markas PTKR itu hanya meninggalkan reruntuhan-reruntuhan saja. Kebanggaan dan kemegahan kolonialisme hilang bersama hancurnya gedung yang beriwayat banyak menimbulkan kurban jiwa patriotis bangsa Indonesia.
Tugu Pahlawan, atau Perumahan Rakyat.
Cita-cita pendirian Tugu Pahlawan ini pada mulanya mendapat sanggahan juga dari beberapa kalangan di Kota Surabaya sendiri. Mereka beranggapan bahwa perumahan rakyat adalah usaha pertama-tama yang harus diwujudkan. Bukannya usaha mendirikan tugu. Tetapi cita-cita ini pun mendapat dukungan dari rakyat, dengan demikian rencana mendirikan Tugu Pahlawan bisa mulai dilaksanakan.
Seorang utusan berangkat ke Jakarta membawa sebuah rencana (ontwerp). Presiden tidak bisa menyetujui ontwerp itu dan menyarankan bentuk “paku” untuk Tugu Pahlawan yang bakal didirikan itu.
Kemudian seorang berbadan besar, berkacamata, meneruskan usaha pendirian Tugu ini, karena Walikota Dul Arnowo (Walikota Surabaya 1950-1952) dipindahkan ke Jakarta. Orang yang berbadan besar itu adalah Walikota Surabaya yang baru, bernama R.Mustajab Sumowidigdo (Walikota Surabaya 1952-1956), yang namanya kini juga diabadikan untuk menamai jalan di depan rumah dinas kediaman Walikota Surabaya, penggantian nama jalan diresmikan tahun 1973 oleh Walikota Surabaya R.Sukotjo (Walikota Surabaya 1965-1974). Jalan itu dulu (sejak zaman Belanda) mempunyai nama yang unik, tidak ada yang menyamai di seluruh dunia, yaitu Ondomohen. Ondomohen itu bukan bahasa Jawa, bukan bahasa Belanda. Tidak ada artinya dalam kedua bahasa itu, di kamus pun tidak ada.
Jadi, kata Ondomohen di seluruh bahasa dunia artinya ya nama jalan di Surabaya itu. Oleh karena itu ketika Walikota Surabaya Dul Arnowo mengganti nama-nama jalan yang berbau bangsa atau bahasa Belanda tahun 1952, nama jalan Ondomohen tidak katut diganti. Ondomohen adalah bahasa Surabaya, milik orang Surabaya, khusus untuk nama Jalan Ondomohen di Surabaya.
Tentang mendirikan Tugu Pahlawan, oleh Walikota Surabaya yang baru, R.Mustajab, kemudian dikirimkan lagi utusan ke Jakarta untuk memperlihatkan dua belas ontwerp yang disusun menurut petunjuk-petunjuk Presiden. Pilihan terakhir jatuh kepada sebuah ontwerp, tetapi yang terakhir inipun mengalami perubahan-perubahan. Salah satu di antaranya: tiang bendera yang hendak dipancangkan di pucuk tugu harus dihilangkan.
Kerja Non-stop 40 Jam.
Dengan bantuan sepenuhnya dari jawatan-jawatan pemerintah seperti PJKA, Kantor Telepon, Jawatan Gedung-gedung, dan beberapa instansi swasta seperti Aniem (Perusahaan Listrik sebelum dinasionalisasi), BPM (sebelum dinasionalisasi jadi Pertamina), serta juga dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut, penyelenggaraan pembangunan Tugu dimulai pada tanggal 20 Februari 1952.
Untuk pondasi saja harus digali tanah sebanyak 620 M3.
Pekerjaan ini lalu disusul dengan pengecoran beton untuk “werkvloer” seluas 247 M3 dengan tebal 6 cm. Beton yang disusun pakai perbandingan 1:3:6. Selesai pada tanggal 5 April 1952. Pekerjaan pengecoran beton oleh Balai Kota ini kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation, sebuah pemborong usaha nasional, untuk membuat pondasi.
Besi beton yang dihabiskan oleh pembuatan beton ini mencatat angka 19 ton. Sedang isi beton bertulang memakan campuran sebanyak 620 M3. Pekerjaan ini lalu disusul pengecoran beton dengan perbandingan 1:2:3. Oleh karena pengecoran harus diselesaikan sekali gus, maka untuk itu empat buah mesin pencampur beton harus dikerahkan, dengan tenaga 120 orang yang bekerja bergiliran selama 40 jam nonstop. Pekerjaan inipun selesai pada tanggal 3 Juni 1952.
Dari 45 Meter jadi 45 yard.

Juga IEC yang kemudian mendapat kepercayaan untuk mengerjakan Tugu hingga 30 meter. Sedang sisanya 11,3 meter diselesaikan oleh pemborong Sarojo. Rencana untuk mendirikan Tugu Pahlawan setinggi 45 meter sekarang ternyata tidak bisa dilaksanakan lagi. Ia cuma bakal setinggi 45 yard, atau 41,13 meter. Keadaan ini disebabkan karena rencana kekuatan Tugu setinggi 45 meter tidak terpenuhi. Kalau toh kekuatan ini harus disesuaikan dengan rencana lama, maka jangka waktu pengerjaan satu tahun yang diberikan itu tidak mungkin terpenuhi. Juga adanya peraturan-peraturan penerbangan menyebabkan rencana ini dikurangi jadi 45 yard saja. Terutama kalau ada penerbangan di waktu malam. Karena itu pada “mahkota” di atas tugu yang beratnya ditaksir tiga ton bakal dipasang lampu-lampu dan kaca merah.
Pembangunan bagian bawah Tugu yang mencapai tinggi 30 meter itu berakhir tepat pada tangggal 17 Agustus 1952, yaitu setelah dua bulan terus-menerus dikerjakan. Untunglah bahwa perhitungan-perhitungan dan perubahan menjadi 45 yard itu terjadi sesudah bagian bawah selesai dikerjakan. Hingga waktu itu sudah ada 70 orang pekerja dikerahkan. Pekerjaan pengecoran malahan meminta tenaga lebih banyak, sampai sejumlah 80 orang, tetapi hasil yang diberikan tidaklah seperti yang direncanakan. Setiap hari mereka cuma berhasil mengecor sebanyak 5 M3. Ini disebabkan karena makin tinggi memanjat, makin sukar pelaksanaan pengecorannya.
Kekurangan-kekurangan ini kemudian menimbulkan gagasan baru, yaitu untuk mempergunakan semacam “lift”. Menurut pendapat baru ini ternyata hasilnya naik, sehari menjadi 9 M3. Dan tinggi yang 30 meter itu pengecorannya selesai dalam tiga minggu.
Biayanya Cuma Setengah Juta.
Pekerjaan pembikinan bagian atas serta mahkota mengalami kesukaran-kesukaran sedikit, karena tenaga pekerja-pekerja jarang yang bisa dan berani memanjat setinggi itu. Walaupun upah sudah dinaikkan menjadi tiga kali atau empat kali lipat.
Menurut perhitungan terakhir pembuatan Tugu itu menelan sejumlah 170 M3 beton kricak, pasir dan pasir urug 530 M3 serta semen “Portland” (semacam Semen Gresik yang harus diimport, karena Semen Gresik baru dibangun 1958) 2408 bungkus. Biaya seluruhnya ditaksir Rp 500.000,00 yang didapat dari sumbangan-sumbangan para dermawan.
Kerja Acak-acakan Yang Abadi.
Tugu Pahlawan ini mempunyai 10 lengkungan (canalurus) pada badannya yang melambangkan tanggal 10. Sedang 11 bagian (gelindingen) di atasnya mengandung pengertian bulan ke 11 atau bulan November. Tinggi yang 45 yard itu dengan sendirinya menyatakan tahun 1945 sebagai tahun terjadinya pertempuran di Surabaya. Keistimewaan Tugu Pahlawan ini adalah bahwa di bagian dalamnya terdapat tangga yang melilit dindingnya untuk naik sampai puncaknya.
Hanya anehnya, beberapa saat setelah Tugu diresmikan pembukaannya, maka terjadi semacam “skandal” di dalam pembuatannya. Tugu itu di bagian tengah tampak miring dan tidak lurus. Penanggung jawab dari kecerobohan ini kabarnya ditimpakan kepada IEC. Sampai kemudian menjadi rahasia umum di Surabaya, bahwa Tugu Pahlawan itu bakal dibongkar kembali untuk mendapat perbaikan seperlunya.
Tetapi, inipun tidak pernah ada kenyataannya. Tugu Pahlawan itu tetap miring di tengah, dan tetap tidak dibongkar. Keabadian miringnya Tugu Pahlawan merupakan peringatan hasil kerja acak-acakan. Semoga dijadikan suri teladan untuk para penguasa kota yang kemudian, agar kerja acak-acakan seperti itu jangan terjadi lagi, jangan terulang lagi. Untuk mengerjakan “proyek” hendaknya direncanakan sejak ontwerpnya, pembeayaannya, sampai penjadwalan pengerjaannya. Waktu pengerjaan Tugu Pahlawan dulu, memang belum ada perencanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah seperti sekarang. Semoga adanya APBD-APBN menjadikan pembangunan bangsa dan negara menjadi lebih baik daripada zaman 1950-an.
Menurut catatan, “Rencana Ongkos Pembikinan Tugu Pahlawan” waktu itu ialah Rp 400.000,00. Dana diperoleh dari pungutan pada masyarakat. Penerimaan kas dari pungutan sampai dengan tanggal 5 November 1952 baru terkumpul Rp 335.486,66. Yaitu sumbangan-sumbangan (ketika itu disebut “bantuan”) dari Grosier2 beras Rp 116.450,00; “Persatuan Kaum Ibu” Rp 15.500,00; Pasar Malam PMI-Phin Lauw Yuan Rp 4.343,80; Lingkungan Pacarkeling Rp 229,60; Panitya Penyelenggara Pertandingan Armada India Rp 494,00; Pemohon2 memasukkan beras dari luar daerah Rp 15.530,67 (tapi yang Rp 4.450,00 akan diminta kembali oleh pemohon2 itu karena permohonannya tidak diijinkan); Persibaya (waktu itu belum Persebaya) Rp 4.428,60; Sepakbola Lebaran Rp 60,90; Hadiah Bung Karno Rp 10.000,00; dari khalayak ramai melalui suratkabar “Suara Rakyat” Rp 1.875,00; Hadiah Bu Samadikun Jl. Pahlawan 7 (isteri Gubernur Jatim) Rp 100,00; sumbangan Perkumpulan “Gie Hoo” Rp 170,75; Jawatan Pelabuhan Surabaya Rp 78,60; stamvergunninghouders beras Rp 145.071,13; dari “Penjualan Kupon” Rp 20.870,61; Ikatan Pegawai Negeri di Penataran Angkatan Laut Surabaya Rp 70,00; sumbangan A. Djalil M.E.T.P. Riouw Udjung Jakarta, Rp 10,00; R. Sastromihardjo Kepala Setasiun Tarik Rp 28,00; Inspeksi Kesehatan Rp 175,00; . Jumlahnya belum mencapai “rencana ongkos”, tapi dalam laporan kas itu disebutkan bahwa dari “Penjualan Kupon” ditaksir akan diterima lagi Rp 45.000,00 dan dari Stamvergunninghouders beras sampai dengan ultimo November 1952 akan diterima lagi Rp 30.000,00; sehingga ditaksir akan diterima seluruhnya Rp 410.486,66. Sampai dengan 5 November pengeluaran yang sudah dilaporkan baru sampai Rp 196.231,30. Antara lain “perongkosan2 ke Jakarta” tiga kali jumlahnya Rp 4.500,00; tapi oleh utusan2 itu dikembalikan Rp 1.000,00 kepada panitia. Laporan atau balans itu ditandatangani oleh Bendahara Tugu Pahlawan Surabaya, R. Soetarto dan Ketua R. Moestadjab Soemowidigdo.

Sabtu, 27 Agustus 2011

Pemuda Sabbang Gelar Dialog Penyelesaian Konflik Pemuda



Untuk mencari solusi atas konflik pemuda yang berkepanjangan antar Desa dikalangan pemuda yang kerap terjadi di Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Pemerintah Kecamatan Sabbang bekerjasama sejumlah pemuda setempat mengelar dialog kepemudaan dengan tema menata kebersamaan untuk hidup yang lebih damai.
Dialog yang rencananya dilaksanakan di aula Kantor Kecamatan Sabbang, pada Sabtu (27/8/11) akan dihadiri sekitar 100 orang pemuda se-Kecamatan Sabbang, yang mana setiap desa diwakili minimal 5 orang pemuda. Selain itu juga menghadirkan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.
Menurut Ketua Panitia, Muhammad Iqbal dialog pemuda tersebut bertujuan membangun komunikasi dan kesepahaman antar semua komponen masyarakat dalam membahas dan mencari akar persoalan serta solusi komprehensif dari persoalan remaja dan konflik yang selama ini terjadi.
"Berangkat dari pemikiran tersebut, Kami bermaksud menggelar dialog pemuda Kecamatan Sabbang yang dimaksudkan untuk membangun komunikasi dan kesepahaman antar komponen dalam mencari akar persoalan dan solusinya," kata Muh Iqbal pada Luwuraya.com, Jumat (26/8/11).
Iqbal menilai konflik sosial antar kampung yang sering terjadi selama ini didaerah Kecamatan Sabbang, dipicu oleh kenakalan remaja. Seringnya terjadi perkelahian antar pemuda kadang  hanya bermula dipicu permasalahan sepele sampai menjadi konflik yang cukup besar.  
"Hal ini diakibat tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Sementara, tindakan dari aparatur pemerintah dan aparat keamanan hingga saat ini belum memberikan dampak yang signifikan," ujarnya.
Senada, Sekertaris Panitia, Erwin S Wijaya mengatakan hal mendasar yang menjadi factor utama terjadinya berbagai persoalan kenakalan remaja di Kecamatan Sabbang yang mengarah pada konflik social disebabkan degradasi moralitas masyarakat, peredaran minuman keras yang bebas dan tidak terkontrol, dan kurangnya komunikasi dan mobilitas komponen pemuda antar wilayah.
"Selain itu, lemahnya penegakan hukum dan kurangnya perhatian Pemda Lutra terhadap pembinaan komponen pemuda serta adanya krisis ketokohan dalam masyarakat di Kecamatan Sabbang," kata Erwin yang juga Ketua Pemuda Tani Indinesia (PTI) Lutra.
Untuk itu, tambah Erwin, persoalan kenakalan remaja yang mengarah pada konflik horizontal atau bahkan konflik social di wilayah Kecamatan Sabbang perlu penanganan secara serius dan komprehensif serta berkesinambungan.
Sementara itu, Camat Sabbang, Jumail Mappile mengungkapkan bila rencana kegiatan dialog pemuda berawal dari bentuk keprihatinan pemerintah kecamatan terhadap konflik pemuda yang berkepanjangan antar Desa dikalangan pemuda yang kerap terjadi di Kecamatan Sabbang.
"Oleh itu saya mengajak sejumlah pemuda untuk mengelar dialog pemuda ini dengan menghadirkan pemuda dari setiap desa agar terbangun komunikasi dan kesepahaman antar semua komponen pemuda. Harapan kami dari dialog ini ada solusi komprehensif dari persoalan remaja dan konflik yang selama ini terjadi," tuturnya. (ayi/ar)

Senin, 15 Agustus 2011

Silaturahmi Cegah Konflik Sosial



Monday, 15 August 2011
JAKARTA– Silaturahmi dan saling menolong terhadap sesama manusia merupakan hal penting yang dapat mencegah perpecahan dan konflik sosial di tengah masyarakat. 


Di dalam Alquran pun Allah memberi peringatan terhadap orang-orang yang suka memutuskan tali silaturahmi. Demikian diungkapkan Ustaz Zacky Mirza. Menurut Zacky, Allah memberi janji-janji pahala bagi mereka yang menjaga silaturahmi. 

”Silaturahmi pada dasarnya bertujuan baik untuk tetap menjaga hubungan persaudaraan. Siapa pun dan pada agama apa pun dianjurkan untuk melakukannya.Orang yang bersilaturahmi sudah barang tentu memiliki banyak teman dan karib kerabat,”ungkap ustaz muda itu dalam tausiahnya di Kepulauan Seribu kemarin. 

Kehadiran Ustaz Zacky di kepulauan tersebut merupakan bagian dari program Safari Ramadan yang digelar pembina utama Masjid Al Akbar Kemayoran Hendardji Soepandji. 

Hendardji yang juga Direktur Utama PPKK Kemayoran berkeliling Jakarta selama Ramadan untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat yang ada di sekitar Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu, dibarengi dengan menggelar sembako murah. 

Menurut Zacky,silaturahmi merupakan ibadah yang sangat agung,mudah, dan membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal saleh ini. 

Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi sosial antarumat manusia? 

”Silaturahmi juga merupakan dalil dan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang,” ucapnya. Pada kesempatan itu,Zacky juga mengungkapkan ada tiga doa yang tidak akan ditolak Allah SWT. Pertama, doa pemimpin yang adil. Kedua, doa orang berpuasa.Dan ketiga,doa orang-orang yang dizalimi. ”Bulan suci ini harus benarbenar kita manfaatkan dengan baik. Salah satunya dengan berdoa.Ada tiga doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Artinya,doa orang-orang tersebut insya Allah akan dikabulkan,” tambahnya. 

Sementara itu, Hendardji mengatakan, selain menjalin tali silaturahmi dengan warga di pulau itu, dia juga ingin membantu meringankan beban mereka menghadapi Idul Fitri. Apalagi, tak dapat dimungkiri harga-harga kebutuhan pokok melonjak tinggi seiring makin dekatnya hari besar agama Islam tersebut. 

Bukan hanya menggelar program belanja sembako murah, Hendardji juga memberikan santunan untuk orangorang jompo dan anak-anak yatim yang ada di empat wilayah tersebut. Di Pulau Untung Jawa misalnya,dia menyantuni 83 yatim piatu dan 90 orang tua jompo. 

Di Pulau Panggang ada 120 yatim piatu dan 60 jompo yang diberikan bantuannya. Begitu pula 70 yatim piatu dan 230 jompo di Pulau Harapan tak luput dari sentuhannya. Termasuk 150 yatim piatu dan 110 jompo di Pulau Kelapa. 

”Ini bulan yang penuh berkah. Karena itu, kami merasa perlu untuk bersilaturahmi dan berbagi dengan masyarakat di Jakarta,termasuk di Kepulauan Seribu,” ujar Hendardji.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More